Rindu itu terendap di dasar diriku
Mungkin terlalu lama aku diamkan
Hingga akhirnya tertimbun dan menjadi kerak yang sulit
dihancurkan
Salahkah aku, jika suatu malam aku terjaga
Dan menghapus air mata yang tak kunjung mengering
Salahkah jika aku menerawang
jauh
Dan lalu merindukanmu
Salahkah aku berfikir
Dan kemudian menyadari kita sudah sedemikian jauh
Dua tahun yang kita bangun dari nol
Dari saat dimana kita tidak percaya satu sama lain
Dari saat semua awalnya hanya lelucon
Tapi salahkah jika kemudian rasa nyaman itu muncul
Dan aku merasa terlengkapi
Hari itu aku hanya bisa merenung,
Memutar ulang hampir semua memori kita
Semua tawa mu semua yang membuatku menyayangimu
Salahkah aku jika aku menginginkannya lagi
Lalu aku membaca ulang semua pesan singkatmu
Tersenyum, dan semakin dalam merenangi ingatanku
Salahkah jika aku berfikir ini menyakitkan?
Bukankah kita sudah bersepakat untuk saling menyayangi selamanya
Bukankah kita bermimpi menjadi sahabat selamanya
Bukankah kamu selalu melarangku meninggalkanmu
Bukankah kamu yang berjanji untuk selalu menerimaku apa adanya
Dan bukankah aku juga berjanji untuk selalu disampingmu
Bukankah aku berjanji untuk tidak meninggalkanmu
Bukankah aku berjanji akan lebih menyayangimu setiap hari
Bukankah aku berjanji membuatmu tersenyum dengan cara ku?
Apa memang semua tinggal janji yang tak sempat kita tepati
Apa dua tahun ini hanya sekedar mimpi yang tak bisa di wujudkan
Lalu kenapa kita bertahan jika memang meragukan
Kenapa kita seolah beriringan melawan segalanya
Kamu yang selalu menopangku untuk senantiasa bangkit
Dan aku yang menggenggam erat tanganmu agar tak terlepas
Jadi bagaimana bisa kita berjalan berlawanan arah?
Apa semua janjimu hanyalah kata?
Apa kita tidak bisa mengulangnya sekali lagi
Dan biarkan aku selalu mengalah
Jika memang itu bisa membuatmu bertahan